Hubungi kamiSiteMap
Rumah Informasi bisnis Suku cadang mobil Berita Teknologi Fashion wanita Acara olah raga Lebih

"Driver" Taksi Online Sebut Wacana BBM Subsidi Dibatasi Bikin Tak Nyaman hingga Kurangi Pendapatan

2024-07-14 HaiPress

BOGOR,iDoPress- Sejumlah pengemudi taksi online tak setuju dengan rencana pemerintah membatasi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Seorang pengemudi taksi online bernama Raden Sonny (41 tahun) menilai,kebijakan itu membuatnya tidak nyaman karena ia tidak bisa memastikan jumlah BBM yang diperlukan setiap harinya.

“Kalau driver online dengan aturan ini kita gak nyaman. Misalnya,dalam satu hari dibatasi per liter itu 150 liter,kita enggak tahu kebutuhan kita berapa. Kalau kita keluar kota dalam satu hari gimana? Merasa tidak nyamannya disitu,kalau bisa enggak usah dibatasi lah,” ujar Sonny saat diwawancarai Kompas.com,Minggu (14/7/2024).

Sonny menjelaskan bahwa dalam sehari kebutuhan BBM bisa sangat bervariasi,terutama ketika ia harus melakukan perjalanan jarak jauh atau beroperasi di luar kota.

Baca juga: Pengemudi Taksi Online: Percuma Sudah Bayar Pajak tapi Tak Dapat BBM Subsidi

Sonny khawatir,jika kuota BBM bersubsidi dibatasi150 liter per hari,jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian yang terkadang tidak menentu.

Apalagi,mobil yang digunakan Sonny termasuk yang boros bensin,di mana dalam satu kali pengisian Sonny membutuhkan 15 liter Pertalite.

Pengemudi taksi online lainnya,Ludo (44) menilai jika BBM subsidi dibatasi akan memperparah antrean di SPBU sehingga memengaruhi efisiensi waktu kerja pengemudi.

Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk mencari penumpang akan terbuang hanya untuk mengantre BBM.

“Makin antre saja di SPBU kalau jadi dibatasin BBM subsidi. Sekarang,sebagian besar masyarakat masih menggunakan BBM subsidi khususnya para taksi online. Intinya,saya enggak setuju kalau BBM subsidi dibatasi,” tutur Ludo.

Baca juga: BBM Subsidi Dibatasi,Pengguna Pertimbangkan Beralih ke Angkutan Umum

Fauzan (31) juga menolak rencana pembatasan BBM subsidi yang saat ini masih direncanakan karena akan menambah beban biaya operasional sehari-hari.

Menurut dia,harga BBM nonsubsidi sangat tinggi,pengeluaran untuk bahan bakar akan meningkat signifikan,yang pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan harian Fauzan.

“Saya dan teman-teman driver online lain pasti sama-sama enggak setuju. Kalau dibatasi,mau tidak mau kita beralih ke Pertamax yang menurut saya harganya lebih mahal dan itu bisa mengurangi pendapatan bersih harian,” ujar Fauzan.

Fauzan berharap,masukan dari para pengguna BBM subsidi,terutama pengemudi taksi online,dapat menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan.

“Ya tolong,direncanakan dengan matang terlebih dahulu sebeluam deal. Kalau sekiranya menyengsarakan rakyat,tidak usahlah direalisasikan,” kata dia.

Baca juga: Pemerintah Berencana Batasi BBM Bersubsidi Mulai 17 Agustus,Ini Kata Pakar Ekonomi UGM

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan pemerintah bakal membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi mulai 17 Agustus 2024.

Hal itu dilakukan sebagai upaya mendorong penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran,serta dapat menghemat anggaran negara.

"Sekarang Pertamina sudah menyiapkan,kita berharap 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai,di mana orang yang tidak berhak dapat subsidi itu akan bisa kita kurangi," ujar Luhut dalam unggahan Instagramnya @luhut.pandjaitan,dikutip Rabu (10/7/2024).

Pernyataan terkait pembatasan penyaluran BBM subsidi itu muncul ketika Luhut membahas defisit APBN 2024 yang diperkirakan bakal lebih besar dari target yang telah ditetapkan.

Menurutnya,ada banyak inefisiensi yang terjadi di berbagai sektor. Maka dari itu,dengan memperketat ketentuan pembelian BBM subsidi diharapkan akan membantu penghematan .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Mingguan Bisnis Indonesia    Hubungi kamiSiteMap