Hubungi kamiSiteMap
Rumah Informasi bisnis Suku cadang mobil Berita Teknologi Fashion wanita Acara olah raga Lebih

Dianggap Berlebihan Pakai Fasilitas Mobil Mewah hingga Jet, KPU: Kami Minta Maaf

2024-07-16 HaiPress

JAKARTA,iDoPress - Plt Ketua KPU Mochamad Afifuddin meminta maaf jika mobil mewah dan pesawat jet yang digunakan oleh para komisioner KPU dianggap terlalu berlebihan.

Permintaan maaf itu Afif sampaikan dalam program Gaspol Kompas.com,seperti dikutip Selasa (16/7/2024).

"Kalau berlebihan dan tidak berlebihan kan jadinya relatif. Jadi patokan kami tetap aturan itu. Kalau ada pihak-pihak menganggap ini berlebihan dan lain-lain,ya kami minta maaf," ujar Afif.

Baca juga: Gaspol! Hari Ini: Plt Ketua KPU Buka-bukaan Tudingan Fasilitas Mewah hingga Kasus Hasyim

Afif menegaskan komisioner KPU tidak melanggar aturan apa pun terkait penggunaan fasilitas mewah itu.

Dia menyebut,diskursus mengenai fasilitas KPU yang berlebihan sudah pernah terjadi beberapa periode lalu.

"Diskursusnya kan soal ini mewah,berlebihan,dan seterusnya. Ini dulu di dua periode sebelumnya pernah juga disoal seputar,'eh,komisioner kalau naik pesawat bisnis berlebihan apa enggak?' Dulu ada juga diskursus kayak gitu. Nah sekarang kelihatannya ke fasilitas," tuturnya.

"Kalau kami karena soal fasilitas ini juga pengelolaannya di sekretariat,kami tanya pak sekjen,yang memungkinkan dan tidak menyalahi aturan dan semuanya sewa. Jadi kan anytime juga bisa dibalikin namanya sewa. Jadi mobil ini Palisade dan Alphard," sambung Afif.

Baca juga: KPU Gandeng TNI-Polri Distribusikan Logistik Pilkada

Terkait dua mobil mewah yang diterima komisioner KPU,Afif berdalih,terkadang mereka membutuhkan mobil pengganti karena ada masalah pada mobilnya.

Dia menyebut mobil yang merupakan buatan manusia pasti juga bisa capek.

Sementara itu,terkait penggunaan pesawat jet,Afif menegaskan fasilitas itu digunakan dalam rangka logistik.

Menurutnya,dibutuhkan kecepatan untuk mengirim logistik ke berbagai wilayah di Indonesia.

"Misalnya saya ke semua pihak juga jelaskan,daerah Papua itu kan juga kita butuh kecepatan untuk sidak dan seterusnya. Dan ada beberapa hal yang juga dilakukan kita temukan ketidaksiapan jajaran. Ada yang kemudian diganti jajaran itu karena dianggap belum siap. Logistiknya belum siap. Harus ada percepatan," terangnya.

"Tapi bahwa itu bagian dari cara kami untuk mengelola situasi ini memastikan segalanya. Itulah langkah yang kita ambil. Ya tentu semua pihak boleh menilai,kami sadar itu. Dan sekali lagi,kalau kemudian soal kepantasan dan tidak,kami pahami ada pihak yang keberatan (terkait fasilitas mewah KPU)," imbuh Afif.

Baca juga: KPU Tak Lagi Pakai Private Jet untuk Logistik Pilkada 2024

Sebelumnya,anggota Komisi II DPR Fraksi Partai Golkar Riswan Tony menyindir gaya hidup para anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berlagak seperti tokoh fiksi penakluk wanita Don Juan karena 'kaget' mendapat anggaran triliunan rupiah.

Riswan menyebut para pejabat KPU itu kerap menyewa jet,dugem,hingga bermain wanita.

Menurut dia,DKPP pasti sudah mendengar informasi mengenai kelakuan anggota KPU tersebut.

"Bukan apa-apa,kaget ini. Punya uang Rp 56 triliun itu kaget. Akibatnya,ya sudah,ada yang kayak Don Juan. Nyewa private jet,belum lagi dugemnya. Bukan kita enggak dengar,itu pasti DKPP tahu,enggak mungkin enggak tahu. Belum lagi wanitanya. Pak Heddy nih cengar-cengir saja nih," ujar Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Mingguan Bisnis Indonesia    Hubungi kamiSiteMap