Hubungi kamiSiteMap
Rumah Informasi bisnis Suku cadang mobil Berita Teknologi Fashion wanita Acara olah raga Lebih

Sejarah Berdirinya PKB yang Belakangan Dianggap Mulai Melenceng oleh PBNU

2024-07-27 HaiPress

JAKARTA,iDoPress - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah berencana merebut kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang saat ini dipimpin Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Upaya perebutan tersebut berangkat dari rencana PBNU membentuk Tim Lima atau panitia khusus untuk merealsiasikan wacana pengambilalihan PKB.

Adapun Tim Lima tersebut serupa dengan tim yang dibentuk PBNU ketika mendirikan PKB pada awal masa reformasi,atau pasca runtuhnya kekuasaan Orde Baru.

Namun,Tim Lima baru bisa terbentuk apabila sudah mengantongi persertujuan dari Rais Aam Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Baca juga: Panas Dingin Hubungan PBNU-PKB di Era Gus Yahya dan Cak Imin

Sekretaris PBNU Saifullah Yusuf mengungkapkan,alasan ingin merebut partai karena elite PKB saat ini banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal berdirinya PKB.

Bahkan,ia menuding ada upaya yang nyata dan sistematis yang dilakukan elite PKB untuk menjauhkan PKB dari struktural NU. PKB saat ini juga dianggap sudah melenceng dari sejarah ketika didirikan.

"Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata lelaki akrab disapa Gus Ipul dalam keterangan tertulis,Jumat (26/7/2024).

Berikut sejarah berdirinya PKB:

Berangkat dari usulan Nahdliyin

PKB terbentuk tak lama setelah kekuasaan Orde Baru runtuh. Kala itu,PBNU kebanjiran usulan dari warga Nahdliyin di seluruh pelosok Tanah Air mengenai wadah aspirasi politik ke depan.

Beberapa di antaranya ada yang yang mengusulkan agar PBNU membentuk partai politik (parpol),mengusulkan nama parpol,lambang,hingga nama-nama pengurusnya.

Tercatat,terdapat sekitar 39 usulan nama parpol,termasuk Nahdlatul Ummah,Kebangkitan Umat,dan Kebangkitan Bangsa.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 19 Januari 2022,PBNU menyikapi usulan-usulan tersebut dengan sangat hati-hati,karena berdasarkan hasil Muktamar ke-27 di Situbondo pada 1984,NU dinyatakan sebagai organisasi yang tidak melakukan kegiatan politik ataupun terkait dengan parpol.

Baca juga: PBNU Ingin Merebut Kembali PKB yang Dianggap Sudah Melenceng

Karena PBNU dianggap belum bisa memenuhi keinginan masyarakat,sejumlah kalangan NU mulai mendeklarasikan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi masyarakat setempat.

Partai yang lahir seperti Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Ummat di Cirebon.

Merespons hal itu,pada 3 Juni 1998,PBNU melakukan Rapat Harian Syuriyah,yang hasilnya dibentuk Tim Lima dengan tugas untuk memenuhi berbagai aspirasi warga NU.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Mingguan Bisnis Indonesia    Hubungi kamiSiteMap