Hubungi kamiSiteMap
Rumah Informasi bisnis Suku cadang mobil Berita Teknologi Fashion wanita Acara olah raga Lebih

Mantan Bos Google Tuding "WFH" Bikin Perusahaan Kalah Saing soal AI

2024-08-19 HaiPress

iDoPress - Mantan CEO Google,Eric Schmidt baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang dianggap cukup kontroversial.

Saat memberikan kuliah umum di Standford University,Schmidt mengatakan bahwa work from home (bekerja dari rumah/wfh) membuat Google kalah saing dalam perlombaan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).

Pernyataan itu ia lontarkan saat profesor Erik Brynjolfsson mengatakan,bahwa Anthropic,dengan Anthropic Claude-nya menjadi perusahaan dengan model AI terbaik bulan Juli lalu. Peringkat itu dikurasi oleh perusahaan pengevaluasi AI,Galileo.

Baca juga: Rangkuman AI di Pencarian Google Meluncur di Indonesia

Brynjolfsson kemudian menanyakan kepada Schmidt,mengapa Google "kalah" dalam persaingan AI tersebut.

"Google memutuskan,menyeimbangkan kehidupan kerja dan pulang ke rumah lebih awal,serta WFH lebih penting dibanding menang," kata Schmidt.

"Alasan mengapa startup bisa berhasil adalah karena orang-orang bekerja sangat keras," kata CEO Google 2001-2011 itu,dirangkum dari Enterpreneur.

"Maaf kalau saya terlalu blak-blakan. Namun,faktanya adalah apabila kalian semua lulus dari universitas dan mendirikan perusahaan,kalian tidak akan membiarkan orang-orang bekerja dari rumah dan hanya datang satu hari dalam seminggu,apabila kalian ingin bersaing dengan startup lainnya," imbu Schmidt.

Pernyataan ini kemudian memicu kontroversi,setelah potongan videonya diunggah ke platform mikroblogging X (dulu Twitter).

Banyak pengguna X beranggapan bahwa Schmidt seharusnya tidak menyalahan karyawan apabila mereka "kalah" dalam persaingan AI.

Baca juga: 7 Fitur AI di Google Pixel 9 Series,Gemini Live Salah Satunya

"Oh ya. Memang salah karyawan. Bukan manajemen yang seharusnya bertanggungjawab untuk mengatur proyek dan pekerja. Seperti penghindaran," sindir salah satu pengguna X dengan handle @rambalinwreck.

Oh yes. It’s the employees’ fault. Not management,whose job is to manage projects and employees. Sounds like a cop out.— goonie (@rambalinwreck) August 14,2024"Saat saya WFH,saya bekerja dua kali lipat lebih lama dibanding di kantor! Pemimimpin malas yang tidak kompeten yang sebenarnya membuat produktivitas menurun! Mengatur karyawan WFH memang tidak mudah,tapi sepadan" ujar pengguna lain dengan handle @LainieEKC,dirangkum dari The Street.When I work at home I work double the hours as in the office! Lazy incompetent people is what leads to losing productivity! Managing people that work at home is challenging but def worth it!— Lainie (@LainieEKC) August 15,2024

Akui salah

Menyadari bahwa pernyataannya memicu kontroversi,Schmidt segera mengakui bahwa yang ia katakan kurang tepat."Saya salah bicara tentang Google dan jam kerja mereka. Saya menyesali kesalahan saya," kata Schmidt dalam e-mail yang dikirim kepada Wall Street Journal.Sesi kuliah ini sebelumnya diunggah ke kanal YouTube Standford of Engineering,Selasa (13/8/2024). Akan tetapi,video itu kini sudah dihapus atas permintaan Schmidt setelah pernyataannya ramai diperbincangkan.Sementara itu,serikat kerja karyawan Goolge dan anak perusahaan Alphabet lainnya,yakni Alphabet Workers Union,menentang pernyataan Schmidt.[b]Baca juga: Google Setop Penjualan 3 Ponsel Pixel,Ini Daftarnya
Mereka mengatakan opsi bekerja secara fleksibel bukan lah alasan menurunnya produktivitas perusahaan."Kekurangan karyawan,perubahan prioritas,PHK terus-menerus,upah yang stagnan,dan kurangnya tindak lanjut manajemen terhadap proyek,faktor-faktor ini lah yang sebenarnya memperlambat pekerja Google setiap hari," tulis mereka di X dengan mengutip berita tentang pernyataan Schmidt.Flexible work arrangements don’t slow down our work.Understaffing,shifting priorities,constant layoffs,stagnant wages and lack of follow-through from management on projects - these factors slow Google workers down every day.https://t.co/f37n6RuEKm— Alphabet Workers Union (AWU-CWA) (@AlphabetWorkers) August 14,2024Simak breaking news[/b] dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Mingguan Bisnis Indonesia    Hubungi kamiSiteMap