Hubungi kamiSiteMap
Rumah Informasi bisnis Suku cadang mobil Berita Teknologi Fashion wanita Acara olah raga Lebih

Layanan Finansial dan E-commerce Paling Rentan Serangan Siber, "Warning" buat Indonesia

2025-01-26 IDOPRESS

iDoPress - Perusahaan penyedia layanan keamanan siber,cloud,dan Content Delivery Network (CDN),Akamai menyebut serangan siber layanan web aplikasi di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) naik 65 persen dari kuartal I-2023 ke kuartal I-2024.

Salah satu faktor pendorong kenaikkan serangan siber di kawasan ini adalah percepatan digitalisasi di Asia,termasuk di Asia Tenggara.

Layanan keuangan menjadi sektor yang paling banyak mengalami serangan siber di kawasan APJ. Totalnya mencapai lebih dari 18 miliar serangan selama periode 1 Januari 2023 hingga 30 Juni 2024.

Industri e-commerce menjadi sektor kedua yang paling banyak disasar para kriminal siber dengan total sekitar 10 miliar serangan dalam periode yang sama.

Baca juga: Strategi Akamai Demokratisasi Cloud dan Edge Computing untuk Bisnis Kecil di Indonesia

Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Menurut laporan Akamai,layanan yang paling rentang akan serangan siber di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ),adalah layanan finansial dan e-commerce.

Menurut Reuben Koh,Director,Security Technology & Strategy Akamai untuk Asia Pasifik dan Jepang (APJ),layanan keuangan dan e-commerce memiliki kemiripan.

Dalam layanan keuangan,tercakup segala jenis transaksi,termasuk peminjaman uang,pembayaran,asuransi,dan sebagainya yang melibatkan keuangan.

Sama halnya di e-commerce,di mana konsumen harus melakukan transaksi secara digital lewat kartu kredit atau dompet digital (e-wallet),sehingga terjadi perputaran uang.

"Ada uang yang berpindah tangan setiap detik di kedua industri ini,kata Reuben,dalam sebuah diskusi daring bersama media,Jumat (24/1/2025).

"Bagi peretas,ini menguntungkan karena jika mereka mendapat akses ke data pembayaran tersebut,seperti nomor kartu kredit,mereka bisa memperoleh akses ke informasi pembayaran dan informasi pribadi yang sensitif,dan sebagainya. Pada dasarnya,itu (data) adalah "uang" yang dapat dihasilkan bagi pelaku kriminal," jelasnya.

Baca juga: Riset Akamai: Bisnis Digital Prioritas Jaga API demi Aman dari Hacker

Peringatan untuk Indonesia

Indonesia menjadi negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,menurut laporan Google,Temasek,dan Bain & Company,November 2024 lalu.

Pada tahun 2024,nilai ekonomi digital di Indonesia ditaksir mencapai 90 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.420 triliun.

Sektor yang paling berkontribusi pada ekonomi digital Indonesia adalah e-commerce dengan total GMV (Gross Merchandise Value) mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.026,1 triliun)

Selain e-commerce,sektor layanan keuangan digital,juga mengalami pertumbuhan pesat. Menurut laporan Google,pembayaran digital tumbuh 19 persen pada tahun 2024 dan diprediksi akan mencapai Gross Transaction Value (GTV) sebesar 404 miliar dollar (sekitar Rp 6.373,7 triliun).

Capaian tersebut menjadikan sektor ini sebagai pasar pembayaran digital terbesar di AsiaTenggara. Sementara itu,pada tahun 2024,layanan pinjaman digital diperkirakan akan mencapai GMV 9 miliar dollar AS.

Apabila menilik lagi laporan Akamai,sektor-sektor ini cukup rentan terhadap serangan siber.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Mingguan Bisnis Indonesia    Hubungi kamiSiteMap